Minggu, 21 November 2010 | 10:46 WIB
Laporan wartawan Tribun Jambi, Suang SitanggangMUARA BULIAN, TRIBUN - Jembatan Rengas IX yang berada di Kecamatan Maro Sebo Ulu, hingga kini belum diperbaiki pemerintah pasca putus diterjang angin dan hujan, Kamis (11/11). Bagi yang ingin lewat jembatan itu harus membayar sejumlah uang. Kondisi itu dimanfaatkan beberapa warga yang tinggal di Desa Rengas IX sebagai tempat mendapatkan uang.
Informasi yang dihimpun Tribun dari warga setempat, beberapa orang warga di Desa Rengas IX berinisiatif memperbaiki jembatan itu beberapa hari setelah jembatan yang panjangnya 20 meter itu putus sepanjang 10 meter. Mereka memasang beberapa balok untuk menyambungnya sehingga bisa dilintasi sepeda motor.
"Sampai saat ini hanya bisa dilintasi sepeda motor, kalau mobil belum bisa melintas. Tapi kalau motor melintas harus berikan uang terimakasih kepada mereka yang memperbaiki jembatan itu," ungkap seorang warga kepada Tribun, Sabtu (20/11).
Ia menyebut, sepeda motor yang ingin melintasi jembatan kayu itu didorong oleh orang-orang yang menjaga jembatan. Mereka memberikan jasa memperbaiki jembatan dan mendorong motor supaya bisa menyeberang.
Biasanya, sambungnya, warga memberikan uang jasa sekitar Rp 2000-Rp 3000. Warga terpaksa melintas dari jembatan itu lantaran bila melalui jalan alternatif jarak yang ditempuh semakin jauh. "Ada jalan lain, tapi harus keliling. Kalau mau ke Sungai Rengas (Ibukota Kecamatan Maro Sebo Ulu), perjalanan bisa bertambah 10 kilometer," ucap warga Desa Teluk Leban itu.
Menurut warga, dalam sehari lebih dari 100 sepeda motor yang melintas dari jembatan itu, dan semuanya memberikan uang jasa kepada orang yang telah memperbaiki jembatan. Orang yang melintasi jembatan itu mayoritas berasal dari delapan desa yang berhubungan langsung dengan jembatan tersebut.
Kepala Desa Teluk Leban, Syargawi, membenarkan adanya pungutan yang dibebankan kepada warga yang melintasinya. "Memang ada pungutan, tapi tidak dipaksakan besarnya. Mereka meminta keikhlasan yang menggunakan jasanya saja," ungkapnya.
Jembatan kayu yang sudah berusia lebih dari 20 tahun itu, tambahnya, merupakan infrastruktur yang sangat vital bagi masyarakat di delapan kecamatan, mulai dari Desa Buluh Kasab hingga Desa Paninjauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar